Sejarah Istana Siak Sri Indrapura

 


Situs peninggalan sejarah dan budaya selalu menjadi daya tarik wisatawan. Riau juga memiliki banyak situs sejarah yang terpelihara dengan baik yang bangunan aslinya masih utuh. Salah satunya adalah Istana Siak, sebuah situs bersejarah kerajaan Melayu yang pernah menguasai seluruh Riau saat ini.

Istana Siak Sri Indrapura dibangun oleh seorang arsitek berkebangsaan Jerman pada tahun 1889 pada masa pemerintahan Sultan Syarif Hasyim. Istana tetap utuh sampai hari ini, dan sering dikunjungi oleh wisatawan.

Ketika seseorang masuk melalui pintu masuk utama, seseorang akan disambut oleh pintu yang dihiasi dengan relief yang menggambarkan sepasang elang yang menjulang tinggi dan bermata tajam. Di dalam istana terdapat koleksi barang antik bersejarah yang berharga, termasuk singgasana emas Sultan.

Salah satu koleksi tersebut menampilkan alat musik yang dikenal sebagai "komet" dan dibuat oleh seorang ahli akustik Jerman. Ini memiliki pelat baja dan suara yang indah, dan merupakan salah satu dari hanya dua contoh instrumen yang tersisa di dunia saat ini. Menurut seorang penjaga istana, alat musik itu dimainkan untuk Sultan pada waktu makan dan saat menjamu tamu. Itu tidak menggunakan listrik, tetapi memanfaatkan energi kinetik yang dihasilkan oleh cakram yang berputar, dan harus diputar terlebih dahulu dengan tangan. Pelat baja yang berlubang berfungsi seperti piringan hitam, menyimpan lagu yang akan dimainkan. Instrumen itu sendiri terdengar agak seperti piano. Untuk melestarikannya, instrumen ini hanya dibawa keluar dan dimainkan pada kesempatan langka.

Ruangan lain menampilkan meja dan kursi yang terbuat dari kayu, kristal dan kaca yang ditata di bawah lampu kristal warna-warni yang tergantung di langit-langit, sejumlah lemari pakaian, dan koleksi senjata yang terbuat dari tembaga dan baja. Selain itu ada koleksi oleh-oleh untuk Sultan dari sahabat dan daerah tetangga.

Orang-orang kerajaan Siak di zaman sekarang ditampilkan dalam serangkaian foto ukuran besar. Ada pula cermin milik permaisuri Sultan yang dikenal dengan nama Ratu Agung, yang bila sering digunakan membuat wajah pemakainya tampak segar dan awet muda.

Yang juga menarik di antara koleksi benda-benda bersejarah di keraton adalah lemari besi hitam pribadi Sultan. Lemari pakaian ini memiliki lebar lebih dari satu meter, dan menyerupai brankas modern. Hebatnya, tidak seorang pun, bahkan banyak tukang kunci yang terampil, yang mampu membuka lemari.

Tidak diketahui apa isi lemari itu, mungkin karena rasa hormat terhadap privasi di sekitar barang pribadi Sultan membuat para pengawal istana tidak pernah membuka lemari itu – dan sekarang tidak lagi tahu caranya.

Pengunjung diperbolehkan untuk mengambil foto apapun yang mereka inginkan di dalam istana. Ada banyak artefak dan barang bersejarah lainnya dari kerajaan, menjadikannya sumber pengetahuan yang menarik. Istana Siak terletak di Kabupaten Siak, sekitar 3-4 jam perjalanan dari Pekanbaru. Untuk Informasi terbaru khusus Pekanbaru dan sekitarnya bisa langsung di Berita Pekanbaru Terkini.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Celemek Cafe Modern: Sentuhan Gaya dalam Dunia Kuliner

Peran Welder dalam Industri Penerbangan: Mengangkat Kendaraan Udara ke Ketinggian

Pembuat 'PUBG Mobile' menggugat game peniru dan toko aplikasi yang menyelenggarakannya